Pesta Musik Gracia 2009
Mengenai Saya
- Rudy HT,Spd
- Pare, Kediri, Indonesia
- Sederhana, Pantang menyerah, benci sekali sama orang yg sombong. Riwayat pendidikan : SD St. Joseph Kediri Th 1981 SMPK Putra Kediri Th 1984 SMA 3 Kediri Th 1987 IKIP Jogjakarta Th 1993
Senin, 06 April 2009
Pofil Lengkap Untuk GESIT SMA 1 PARE
Gelar : SP.d
Nama populer : Rudy Dianing
Dianing diambil dari nama perusahaan keluarga yang sudah puluhan tahun bergelut dlam bidang Kecantikan, wedding, dekorasi , bertempat di Jl Letjend Sutoyo 77 Kediri dan sekarang mempunyai cabang di Surabaya dan Jakarta
Alamat : Perum Puri Indah Blok A1 Pelem Pare Kediri
Tempat/Tgl Lahir : Kediri, 16-02 1969
Istri 1 anak 2 cewek semua
lain lain lihat di profil , apabila kurang jelas mohon tanya di blog saja biar cepat, selamat bertugas semoga sukses selalu
Rabu, 18 Maret 2009
Musik Seriosa
Kompas/ninok leksono
Pranawengrum Katamsi
"Air mata pun titik, kar'na hatiku telah terganggu...."
Itulah baris terakhir lirik lagu Setitik Embun ciptaan Mochtar Embut yang Rabu (20/6) malam dinyanyikan Aning Asmoro Katamsi di Auditorium Erasmus Huis, Jakarta. Beberapa saat kemudian mengalun suara bening lain yang juga membuat malam makin mempesona, suara Binu Sukaman yang melantunkan Kisah Mawar di Malam Hari ciptaan Iskandar.
Keduanya, malam itu tampil untuk menyemarakkan acara senior mereka, Pranawengrum Katamsi, yang pada satu masa tak berlebihan disebut sebagai "Ibu Seriosa Indonesia". Rabu malam itu memperingati 40 tahun perjalanan kariernya di blantika musik seriosa, jenis musik yang berjaya di dekade tahun 1950-an dan 1960-an, seiring dengan maraknya pemilihan bintang radio oleh RRI, yang kemudian diperkuat oleh lahirnya media televisi. Musik ini membawa nuansa lebih serius daripada sekadar musik hiburan biasa. Mungkin para penggubahnya banyak mengagumi aria-aria opera, tetapi dengan memasukkan nuansa keindonesiaan menonjol. Musik seriosa kiranya bisa mengingatkan orang pada art song atau lieder yang banyak digubah, misalnya, oleh Franz Schubert.
Malam itu Pranawengrum tampil menyanyikan 13 dari 32 lagu yang dipilih dari khasanah musik seriosa Indonesia yang terentang selama lebih dari empat dasawarsa. Bagi mereka yang pernah mendengar satu-satunya rekaman Pranawengrum, malam itu seperti membawa kembali mereka ke satu saat di masa lalu, bukan saja ke saat ketika jenis musik itu berada di zaman keemasannya, tetapi juga saat Pranawengrum masih berada di puncak keindahan suaranya.
Di dalam rekaman tersebut ada pula Setitik Embun Mochtar Embut dan Kisah Mawar di Malam Hari Iskandar. Kini, Pranawengrum Katamsi seperti ingin mengabarkan bahwa generasi baru penyanyi musik seriosa telah lahir dengan Aning dan Binu yang amat piawai menyanyikan lagu-lagu yang pernah begitu dekat di hatinya itu.
***
EMPAT puluh tahun lalu, Pranawengrum yang berusia 18 tahun adalah gadis remaja berambut panjang yang tinggal di Jalan Purwanggan, Yogyakarta. Ia yang baru saja memenangi kejuaraan Bintang Pelajar se-Indonesia di Jakarta untuk jenis seriosa mulai dikenal masyarakat. Saat itu lah, yang juga dikenang dengan baik oleh N Simanungkalit-salah seorang gurunya-rupanya menjadi tonggak bagi perjalanan karier profesionalnya di bidang seni suara.
Pada saat itu pun Simanungkalit telah punya keyakinan Pranawengrum akan tumbuh menjadi penyanyi seriosa top, mengikuti penyanyi seriosa seniornya seperti Surti Suwandi, Sunarti Suwandi, Nani Yosodiningrat, dan Kusmini Projolalito.
Keyakinan atau ramalan Simanungkalit itu setahap demi setahap menjadi kenyataan. Setahun setelah kejuaraan di Jakarta, saat masih sebagai mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Pranawengrum yang juga menjadi harapan utama dan primadona universitasnya, tampil sebagai juara pertama dalam Pekan Kesenian Mahasiswa seluruh Indonesia di Denpasar Bali.
Setelah itu, tampaknya Pranawengrum tak terbendung lagi. Posisi di puncak seni seriosa Indonesia ini antara lain dilambangkan dengan keberhasilannya memenangi sebagai juara pertama selama tujuh kali kejuaraan Bintang Radio (dan TV) untuk tahun 1964, 1965, 1966, 1968, 1974, 1975, dan 1980. Karena mencapai prestasi tertinggi dalam lomba bintang radio dan TV, Pranawengrum mendapatkan penghargaan "Piala WR Supratman".
Sebagai seniwati musik, Pranawengrum sempat pula ikut menyaksikan perjalanan bangsanya, bukan saja mendapatkan piala dari Presiden Soekarno, tetapi juga ikut berangkat ke Irian Jaya untuk ikut ambil bagian dalam perjuangan itu, juga dalam masa transisi politik pasca-tahun 1965. Dalam satu konser ke Bandung dan Jakarta, rombongan seniman asuhan Pangdam Diponegoro Mayjen Surono sempat pula melihat Pranawengrum-seperti dituturkan Simanungkalit-harus membawa putrinya, Ratna, yang baru berumur dua bulan.
Tampil menghibur masyarakat yang merindukan musik indah bermutu tinggi boleh jadi menjadi salah satu kegiatannya selama ini. Selain tak jarang diiringi piano yang dimainkan oleh Ratna, yang kini mengajar di Yayasan Pendidikan Musik Jakarta, Pranawengrum juga pernah tampil bersama rombongan La Grande Opera, Twilite Orchestra, Orkes Remaja Bina Musika, dan Orkes Simponi Jakarta.
Prana juga menjadi solis tamu dalam Pentas Paduan Suara Mahasiswa Nommensen Medan, membawakan Oratorium The Messiah (Handel), juga bersama Orkes mahasiswa Institut Seni Indonesia Yogyakarta pimpinan Ed van Ness membawakan The Creation (Haydn). Ia juga berkolaborasi dengan konduktor Richard Haskin dari Orkes PPIA, pemimpin koor N Simanungkalit, Max Rukmarata, dan FX Sutopo. Ilmu dan kepandaiannya di bidang suara juga ia berikan ke masyarakat dengan menjadi pelatih dan pembina sejumlah paduan suara.
***
KETIKA generasi penerus telah hadir, Pranawengrum yang kelahiran Yogyakarta 28 Maret 1943, merasa sebagian tugasnya juga telah ia laksanakan. Bila Aning merupakan satu elemen penting dari generasi penerus penyanyi seriosa Indonesia, Prana telah berbuat lebih dari sebagai ibu, karena ia ikut membentuk pendidikan musik awal Aning.
Apa yang telah ia serap dari guru-gurunya: R Suwandi, Suthasoma, Kusbini, N Simanungkalit, dan di Jakarta juga Binsar Sitompul, Pranajaya, Annette Frambach, Sari Indrawati, EL Pohan, dan FX Sutopo - sedikit atau banyak, pastilah mengalir ke Aning. Bahkan kebiasaannya untuk berlatih, vocalising, di kamar mandi pun pasti juga melahirkan inspirasi musik, tidak saja bagi Aning dan Ratna, tetapi bahkan bagi Doddy, satu-satunya putra di keluarga Katamsi.
Dengan usia yang terus merayap, mungkin saja ada unsur-seperti power-yang mulai surut dari Pranawengrum. Tetapi, seperti ia perlihatkan Rabu malam lalu, kekhasan soprano ini tetap utuh: warna suara yang indah, presisi penempatan nada (pitch), dan kejelasan diksi (mengingat yang banyak ia nyanyikan bisa dikatakan adalah puisi Indonesia).
Semua itu bagi Pranawengrum adalah anugerah yang harus ia jaga, betapa pun usia perlahan mengikisnya. Melakukan olahraga hidup baru (Orhiba) dan jalan kaki adalah satu di antara upayanya untuk memperpanjang kemampuan olah vokalnya.
Selebihnya, penyanyi yang disunting oleh Dokter Amoroso Katamsi yang dikenal sebagai deklamator dan pemain teater/film ini, tetap menyukai perannya sebagai ibu rumah tangga yang senang memasak dan menjahit. "Yang saya masak hidangan kesenangan Mas Katam, seperti oseng-oseng sawi putih dan taoge," tutur nenek yang tak lama lagi akan memiliki cucu kelima ini menjelang Konser Perjalanan Kariernya Selasa lalu.
Bila masih ada keinginan yang hidup di hatinya, itu adalah "Melihat musik seriosa Indonesia kembali hidup seperti tahun 1960-an." Untuk itu ia masih ingin membuat rekaman apa yang pernah ia nyanyikan selama ini.
Konser 40 tahun kariernya tampak membuatnya amat terharu. Pada bagian kedua, saat ia menyanyikan Gugur Bunga ciptaan Ismail Marzuki, Pranawengrum tampak disergap keharuan amat sangat, sehingga genangan air mata sempat menghentikan sejenak nyanyiannya.
Mungkin saja karier Pranawengrum tidak sempat melahirkan efek gegap-gempita, baik oleh sebab jenis seni yang ia pilih, atau oleh pembawaan pribadinya yang sederhana. Tetapi, ia adalah juru bicara seni musik kelas tinggi, yang berjasa menggemakan ciptaan indah karya komposer besar Indonesia, dan mengantar generasi penerusnya dengan spirit dan inspirasi. Sementara dirinya sendiri, cukuplah seperti apa yang dilantunkan oleh penyanyi Tosca dari opera Tosca karya Puccini: Vissi d'Arte, hidupku untuk seni.
Senin, 16 Maret 2009
Song Keyboard
1.Yang terbaik Bagimu (Ada Band)
Kaulah Segalanya (Ruth Sahanaya)
Minggu, 15 Maret 2009
Bermain Recorder Sopran
Recorder atau seruling umum digunakan untuk pengajaran disekolah, recorder yang sering dipakai adalah recorder sopran, disamping recorder sopran ada juga recorder sopranino dan recorder alto.
Recorder sopran mempunyai wilayah suara dari c’ (semua lubang ditutup semua ) s/d b’’, tetapi untuk nada tinggi hampir dapat dipastikan bunyinya disonan sekali. Recorder termasuk alat musik melodis bukan ritmis (pengiring). Praktek musik akan dibagi menjadi 2 yaitu : praktek individu dan kelompok.
1. Penjarian Pada Recorder
0 1 2 3 7 6 5 4
Tangan kiri Tangan Kanan
1. Tangan kiri memegang seruling bagian atas, tangan kanan bagian bawah
2. Kepala tegak dan bahu wajar ( tidak tegang )
3. Dada membusung dan kedua belah siku terangkat sehingga tidak menyentuh badan.
4. Sumber tiupan diletakkan diatas bibir bagian bawah, bibir bagian atas menyentuh sumber tiupan dengan wajar.
5. Jangan memasukkan sumber tiupan terlalu dalam sehingga menyentuh gigi, dan jangan digigit.
2. Tehnik Pernafasan dan Tiupan
Bernafas yang baik sama seperti kita bernyanyi yaitu menggunakan pernafasan diafragma, dan untuk menghasilkan tiupan yang bagus ucapkan seperti kata TU, tiupan harus rata jangan terlalu kuat meniup sehingga memekakkan telinga. Biasanya nada do (c’) adalah yang paling susah dibunyikan.
3. Tuning Pada Recorder (melaras)
Recorder bisa di laras, disesuaikan nadanya bila terdengar agak fals, tetapi biasanya naik turunnya nada tidak sampai ½ nada. Untuk melaras Recorder bisa dengan menarik bagian kepala atau ekor dari recorder dengan menyamakan bunyinya pada stem fluit, garputala atau keyboard.
LATIHAN – LATIHAN
Latihan Ritme Dalam 4/4
1.
2.
3.
4.
5.
Tangga Nada C Mayor
Bahan Praktek Individu
1.
2.
3.
4.
Bahan Praktek Kelompok
1.
2.
Tangga Nada G (1#)
Contoh Lagu – Lagu Dalam Tangga nada G
3.
Dasar-Dasar Bermain Keyboard
Alat musik ini sekarang juga popular di masyarakat, tetapi banyak orang yang menyebut dengan electone. Sekarang banyak digemari karena memiliki sound (voice) yang banyak dan Style yang beraneka ragam. Ada 2 jenis keyboard yang berkembang, yaitu :
Jenis portatone dan jenis Sinthezyzer , perbedaannya jenis portatone memilki speaker internal dan macam – macam irama sedangkan jenis Sinthezyzer mengandalkan suara (voice) dan tidak memiliki Speaker internal.
Olah Vokal
5. Ekspresi ( Menjiwai Nyanyian )
Dalam pengalaman sehari hari sering kita lihat orang bernyanyi tidak dengan hati, maksudnya bernyanyi dengan sepenuh hati dalam suasana musik, melupakan hidup sehari hari, menghayati isi nyanyian dsb. Disamping teknik vocal yang mendukung perlu diketahui beberapa hal berikut ini :
a. Dinamika ( merubah volume suara )
Perubahan keras atau lembut sesuai dengan tanda-tanda dinamika atau perasaan.
pp = pianissimo : dinyanyikan dengan sangat lembut
p = piano : dinyanyikan dengan lembut
mf = mezzoforte : dinyamyikan dengan sedang
f = forte : dinyanyikan dengan keras
ff = fortissimo : dinyanyikan dengan sangat keras
= crescendo : makin lama makin keras
= decrescendo : makin lama menjadi lembut
catatan :
- bagian sebelum klimaks disertai crescendo
- bagian sesudah puncak disertai decrescendo
b. Tempo
Ketepatan interpretasi tempo pada suatu lagu akan menghasilkan sesuatu yang baik. Jika keliru menafsirkan akan mempengaruhi karakter lagu tersebut.
Sering-seringlah mencoba lagu dengan tempo yang tidak sama kemudian tentukan tempo mana yang paling sesuai.
Tanda-tanda yang dipergunakan adalah :
Rit. = ritardando : menjadi lambat
Rall = rallentando : menjadi lambat
Acc. = accelerando : semakin cepat
String. = stringendo : mendesak agar tempo dipercepat
Catatan :
- bagian sebelum klimaks : crescendo disertai sedikit accelerando
- bagian sesudah klimaks : decrescendo disertai sedikit ritardando
c. Gaya Lagu
- gaya legato
gaya lagu ini untuk lagu yang lembut, pelan, manis, tenang, hubungan kata selalu
bersambungan (legato), membutuhkan nafas yang baik.
- marcato
kesan semangat, tegas, syair diberi tekanan- tekanan.
- staccato
dinyanyikan pendek pendek dan terputus putus seakan lepas dari ikatan, meledak ledak.
- rubato
lebih bebas berekspresi, improvisasi, penjiwaan alamiah sesuai karakter lagu asla
masih dalam batas batas atau kaidah yang berlaku .
d. vibrato ( suara yang hidup)
vibrato yang baik sebaiknya :
- bergelombang rata/stabil
- bergelombang sedikit saja, tidak sampai setengah nada
vibrato jangan di buat- buat, hindari ketegangan, maka akan timbul vibrato yang wajar, jaga jangan sampai over.
e. Karater huruf hidup
Huruf hidup dapat dinyanyikan dengan terang dan gelap sesuai pesan lagu.
Huruf gelap : mengungkapkan suasana sedih, murung, agung.
Huruf terang : memperkuat kesan gembira, ringan, semangat, hidup, indah, lincah.
f. Register suara
Dapat di bedakan ada 3 register suara manusia yaitu :
- suara dada
- suara tengah
- suara kepala (valset)
a b c’ d’ e’ f’ g’ a’ b’ c’’ d’’ e’’ f’’’ g’’ a’’ b’’
suara dada suara tengah suara kepala
- suara dada ; dari a s/d e’ : terjadi resonansi dada, mudah tercampur bunyi ‘h’, (nafas menjadi boros).
- Suara tengah : dari e’ s/d e’’ : mudah dinyanyikan, resonansi terjadi di tenggorokan dan rongga mulut.
- Suara kepala (falset) : dari e’’ s/d b’’ : resonansi sepenuhnya di rongga hidung, rongga dahi, rongga tulang baji, bunyinya halus dan lembut.
Batas batas diatas tidak mutlak,tergantung dari kondisi penyanyinya sendiri.
Dalam bernyanyi yang baik seakan akan hanya ada satu register saja.
g. Attack dan release ( awal dan akhir)
kesan pertama penonton adalah rasa kepercayaan diri, musikalitas tinggi, serta konsentrasi, sedangkan release (ending) merupakan kesan terakhir penampilan, usahakan ada kesan mendalam, mampu menarik perhatian secara khusus misalnya :
mengakhiri suatu nyanyian dengan mengulang kalimat terakhir dengan berbagai penerapan tehnik, antara lain :
- mengadakan perubahan tempo semakin lambat dan semakin kuat.
- Mengubah jenis ending dari lembut menjadi ending yang gagah.
- Menggunakan teknik fade out ( hilang secara perlahan lahan)
- Menggunakan improvisasi improvisasi tapi masih pada jalurnya.
LOMBA MAPEL TINGKAT SD
Mars SMA 1 Pare
Lagu ini syair ditulis oleh Ibu Ery Rusmawati, guru Biologi SMA 1 Pare, melodi saya sendiri dan aransemen 4 suara, bertujuan untuk dapat lebih meningkatkan semangat belajar anak-anak SMA 1 Pare.
MARS SMA 1 PARE